FREE Download and Play MUSIC

Gfriend-Time for the moon night
Gfriend-Rough (fast. ver)
Gfriend-Sunrise

Friday, February 22, 2019

Laporan Praktikum Kimia Analitik I (Identifikasi Anion)


LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I
IDENTIFIKASI ANION

A.     Tujuan Percobaan
1.      Mempelajari metode analisis kualitatif untuk identifikasi anion
2.      Mengetahui reaksi penetapan untuk anion Cl-, C2O42-, Br-, I-, CNS-, S2O32-

B.     Dasar Teori
1.      Kimia kualitatif
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif atau analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawa apa saja yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Analisis kualitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh (Sukardjo, 1985)
Pendekatan yang digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Beberapa metode analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti warna, spectrum absorbs, spectrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah. Namun, demikian sifat fisika dan kimia digunakan untuk mengembangkan suatu metode analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana yang dipunyai hampir semua laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati langsung seperti warna, bau, terbentuk gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya (Svehla, 1990).
2.      Identifikasi Anion
Identifikasi anion salah satu bahan yang digunakan adalah ekstrak soda. Identifikasi anion yaitu
a.       Uji sulfat : 5 tetes ekstrak soda tambahkan HCl kemudian dipanaskan dan tambahkan barium klorida. Suatu endapan putih (BaSO4) menunjukkan adanya sulfat.
b.      Uji untuk zat pereduksi : 5 tetes ekstrak soda diasamkan asam sulfat encer. Lalu ditambahkan larutan kalium permanganate encer. Hilangnya warna larutan permanganate menandakan adanya satu anion pereduksi berikut ini atau lebih : sulfit, tiosulfat, sulfide, nitrit, bromide, iodida dan arsenit. Jika permanganate tidak hilang warnanya, dapat dihilangkan dengan pemanasan, jika hilang warnanya menandakan terdapat oksalat.
c.       Uji untuk zat pengoksid : 5 tetes ekstrak soda diasamkan asam klorida pekat dan ditambahkan mangan (II) klorida. Taruh dalam air panas yang akan menghasilkan warna coklat (atau hitam) menandakan adanya nitrat, nitrit, kromat atau klorat. Uji jika negatif taka da anion pengoksid artinya sedikit nitrat atau nitrit.
d.      Uji dengan larutan perak nitrat : sulfide, sianida dan sulfit mengganggu dalam uji-uji dengan larutan perak nitrat, jika salah satu anion terdeteksi terlebih dahulu dengan H2SO4 encer, anion itu haruslah terlebih dulu dibuang. Contoh 1 ml ekstrak soda ditambah asam asetat encer dan dididihkan untuk membuang H2S, HCN, atau SO2 (1 – 2 menit)
e.       Uji dengan larutan kalsium klorida : ekstrak harus dinetralkan dengan diambil 0,5 ml ekstrak soda ditambah HNO3 encer untuk membuat asam lemah lalu dipanaskan dan didinginkan yang dilakukan sebanyak 2 kali. Jika penetralan timbul endapan, ada indikasi adanya sulfide dari arsenic, stibium dan timah, demikian pula garam dari basa amfoter (timah, timbel, aluminium dan zink).
f.       Uji dengan larutan besi (III) klorida : reagensi yang dinetralkan untuk uji. Reagensi biasanya mengandung asam bebas berlebih. NH3 encer dimasukan 1 ml larutan FeCl3 sampai terbentuk endapan kemudian sentrifugasi. Ekstrak soda dinetralkan 5 tetes reagensi jika warna ungu-kemerahan menyatakan tiosulfat, warna coklat-kemerahan, endapan coklat bila diencerkan dan dididihkan menyatakan asetat. Endapan putih-kekuningan menyatakan fosfat, warna merah darah yang hilang oleh larutan HgCl2 menyatakan tiosianat (Vogel, 1979)

3.      Analisa Anion
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Uji analisa anion atau dikenal analisa pendahuluan dibagi menjadi dua yaitu analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi : pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan dan pencucian endapan (Newton, 2001).
Pemeriksaan kelarutan dalam air, bila zat sukar larut dalam aquades maka zat itu dapat dipastikan bukan garam dari Na, K atau NH4+, bukan garam nitrat kecuali Sb(NO3)3, Bi(NO3)3, bukan logam atau oksida logam kecuali oksida dari Na, K, Ba, Ca, Sr. Bila zatnya mudah larut dalam air, maka harus diperhatikan
a.       Warna larutan
-          Biru : Cu2+
-          Hijau : Ni2+, Fe2+, Cr3+, manganat
-          Kuning : CrO42-, Fe(CN)64-, Fe3+
-          Merah jingga : Cr2O72-
-          Ungu : MnO4-
-          Merah jambu : CO, Mn2+
b.      Sifat asam
-          Larutan netral : tidak ada asam atau basa, bebas, garam asam dan garam yang terhidrolisa yang memberikan asam / basa.
-          Larutan yang bereaksi basa : mungkin disebabkan oleh hidroksida dari logam alkali dan alkali tanah, karbonat, sulfide, hipoklorit dan peroksida dari logam alkali tersebut.
-          Larutan yang bereaksi asam : mungkin disebabkan oleh asam bebas, garam asam, garam yang menghasilkan reaksi asam karena hidrolisis atau oleh suatu larutan garam dalam asam (Newton, 2001)
Reaksi pengendapan, endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Kelarutan suatu endapan menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya (sebab endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat bersangkutan). Pada pengendapan, apabila ada kelebihan zat pereaksi yang digunakan untuk membentuk endapan, kelebihan itu harus dipisahkan dari endapan. Pemakaian zat pereaksi yang terlalu banyak, mungkin tidak akan menjadi endapan karena terbentuk ion kompleks, sehingga pemakaian zat pereaksi secara berlebihan tidak berguna dan merupakan pemborosan, juga dapat menyulitkan proses analisa (Newton, 2001).
C.     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain : Bunsen/spirtus, korek, lakmus biru, rak tabung, pipet dan tabung reaksi. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain : larutan NaCl 0,1M, larutan KI 0,1M, larutan NH3, larutan Na2S2O2 . 5 H2O 0,5M, larutan KCNS 0,1M, larutan Ba(NO3)2, larutan Na2C2O4 0,1M, larutan CuSO4, larutan NaBr, larutan HCl, larutan I2 dan larutan BaCl2. 2H2O 0,25M.

D.    Cara Kerja
Langkah pertama dilakukan identifikasi klorida (Cl-) dengan disediakan larutan NaCl 0,1M yang ditambah larutan AgNO3 sampai dihasilkan endapan putih dan dibandingkan bila dipanaskan. Sediakan kembali larutan NaCl 0,1M yang ditambah larutan H2SO4 sampai dihasilkan asap putih dan memerahkan lakmus biru yang telah ditetesi. Langkah kedua dilakukan identifikasi bromide (Br-) dengan disediakan larutan KI 0,1M yang ditambah larutan AgNO3 dan NH3 encer sampai dihasilkan endapan putih. Langkah ketiga dilakukan identifikasi iodide (I-) dengan disediakan larutan KI 0,1M yang ditambah larutan AgNO3 sampai dihasilkan endapan putih (dadih) dan dibandingkan jika ditambah asam nitrat + natrium tiosulfat. Sediakan kembali larutan KI 0,1M yang ditambah larutan CuSO4 sampai dihasilkan endapan coklat lalu ditambahkan kembali larutan Na2S2O3 sampai dihasilkan endapan putih.
Langkah keempat dilakukan identifikasi tiosianat (CNS-) dengan disediakan larutan KCNS 0,1M yang ditambahkan larutan AgNO3 sampai dihasilkan endapan putih dan kembali ditambahkan larutan NH3 sampai dihasilkan kelarutan. Sediakan kembali larutan KCNS 0,1M yang ditambah larutan FeCl3 encer sampai dihasilkan kompleks. Langkah kelima dilakukan identifikasi tiosulfat (S2O32- ) dengan disediakan larutan Na2S2O3 0,5M yang ditambah larutan I2 sampai dihasilkan warna hilang. Sediakan kembali larutan Na2S2O3 0,5M yang ditambah larutan BaCl2 sampai dihasilkan endapan putih. Langkah keenam dilakukan identifikasi oksalat (C2O42-) dengan disediakan larutan Na2C2O4 0,1M yang ditambah larutan AgNO3 sampai dihasilkan endapan lalu ditambahkan kembali larutan NH3 sampai dihasilkan kelarutan. Sediakan kembali larutan Na2C2O4 0,1M yang ditambah larutan BaCl2 sampai dihasilkan endapan putih dan ditambahkan kembali larutan HCl encer sampai dihasilkan kelarutan.

E.     Hasil Pengamatan
No
Anion
Perlakuan (reaksi yang terjadi)
Pengamatan
1.
Klorida (Cl-)
NaCl dengan AgNO3
Cl- (aq) + Ag+(aq)®AgCl¯(s)
Endapan putih


Dipanaskan
AgCl(aq)+H2O(aq)®H+(aq)+Cl-(aq)+AgOH¯ (s)
Terjadi letupan endapan putih


NaCl dengan H2SO4
Cl-(aq)+H2SO4(aq) ®HCl­(g)+HSO4-(aq)
Pelepasan asap putih dan memerahkan kertas lakmus
2.
Bromida (Br-)
NaBr dengan AgNO3
Br-(aq)+Ag+(aq) ®AgBr¯ (s)
Endapan kuning pucat


AgBr dengan NH3 encer
AgBr¯ (s)+2NH3(aq) ®[Ag(NH3)2]+(s)+Br-(aq)
Sedikit larut dalam ammonia encer
3.
Iodida (I-)
KI dengan AgNO3
I-(aq)+Ag+(aq) ®AgI¯ (s)
Endapan kuning


AgI dengan HNO3
AgI¯ (s)+2NO3-(aq) ®[Ag(NO3)2]+(s)+I(aq)
Endapan sedikit larut dalam asam nitrat


[Ag(NO3)2]+ dengan Na2S2O32-
[Ag(NO3)2]+(s)+2S2O32-(aq)®[Ag(S2O3)2]3-(s)+ 2NO3-(aq)
Endapan menggumpal berwarna kuning dan tidak larut


KI dengan CuSO4
4I-(aq)+2Cu2+(aq) ®2CuI¯ (s)+I2(aq)
Endapan coklat


I2 dengan Na2S2O3
I2(aq)+2S2O32-(aq) ®2I-(aq)+S4O62-(aq)
Endapan berwarna putih
4.
Tiosianat (CNS-)
KSCN dengan AgNO3
SCN-(aq)+Ag+(aq) ®AgSCN¯ (s)
Endapan putih


AgSCN dengan NH3
AgSCN¯ (s)+2NH3(aq) ®[Ag(NH3)2]+(aq)+SCN-(aq)
Terjadi kelarutan


KSCN dengan FeCl2
3SCN-(aq)+Fe2+(aq) ®Fe(SCN)3(aq)
Berwarna merah darah (terbentuk senyawa kompleks)
5.
Tiosulfat (S2O32-)
Na2S2O3 dengan I2
I2(aq)+2S2O32-(aq) ®2I-(aq)+S4O62-
Terjadi kelarutan warna


Na2S2O3 dengan BaCl2
S2O32-(aq)+Ba2+(aq) ®BaS2O3¯ (s)
Endapan putih
6.
Oksalat (C2O42-)
Na2C2O4 dengan AgNO3
(COO)22-(aq)+2Ag+(aq) ®(COOAg)2¯ (s)
Endapan putih


(COOAg)2 dengan NH3
(COOAg)2¯(s)+4NH3(aq)®2[Ag(NH3)2]+(aq)+(COO)22-(aq)
Endapan larut


Na2C2O4 dengan BaCl2
(COO)22-(aq)+Ba2+(aq)®(COO)2Ba¯ (s)
Endapan putih


BaC2O4 dengan HCl
BaC2O4¯ (s)+HCl(aq)®H2C2O4(aq)+Ba2++2Cl-
Larutan

F.      Pembahasan
Percobaan ini berjudul identifikasi anion yang bertujuan untuk mempelajari metode analisis kualitatif untuk identifikasi anion dan untuk mengetahui reaksi penetapan untuk anion Cl-, C2O42-, Br-, I-, CNS- dan S2O32-. Percobaan akan membahas analisa anion tentang analisa basah yang terdiri dari pemeriksaan kelarutan dalam air dan reaksi pengendapan.
Prinsip kerja yang pertama tentang identifikasi klorida (Cl-) dengan dicampurkan larutan NaCl dan larutan AgNO3 didapatkan endapan putih seperti dadih yang disebabkan oleh terbentuknya AgCl. Endapan AgCl bila dipanaskan akan diperoleh endapan yang tak larut dan letupan, ini dikarenakan terbentuknya Ag(OH) dan hidrogen pada asam klorida bila dipanaskan timbul letupan. Adapun rekasinya:
 AgCl(aq)+H2O(aq)®H+(aq)+Cl-(aq)+AgOH¯ (s)
Larutan NaCl dengan larutan H2SO4 akan menghasilkan klorida yang terurai banyak dalam keadaan dingin dan bila diaduk beberapa saat akan timbul asap putih yaitu berasal dari butiran halus asam klorida dan dapat memerahkan kertas lakmus biru yang menandakan hasil yang didapatkan bersifat asam. Adapun rekasinya:
Cl-(aq)+H2SO4(aq) ®HCl­(g)+HSO4-(aq)
Prinsip kerja kedua tentang identifikasi Bromida (Br-), pencampuran NaBr dan AgNO3 dihasilkan endapan kuning pucat disebabkan terbentuknya AgBr dan bila AgBr direaksikan dengan NH3 encer maka endapan yang terlarut hanya sedikit dibandingkan bila dilarutkan dengan NH3 pekat, hal ini dikarenakan konsentrasi untuk melarutkan AgBr sangat kecil dibanding dengan konsentrasi endapan AgBr. Adapun rekasinya:
AgBr¯ (s)+2NH3(aq) ®[Ag(NH3)2]+(s)+Br-(aq)
Prinsip kerja yang ketiga tentang identifikasi iodida (I), pencampuran KI dan AgNO3 dihasilkan endapan kuning disebabkan terbentuknya AgI dan bila AgI direaksikan dengan HNO3 maka endapan yang terlarut tidak ada, hal ini disebabkan terbentuknya [Ag(NO3)2]- dan I-, sedangkan jika ditambahkan natrium tiosulfat hasil yang didapatkan adalah endapan yang tidak larut ini karena terbentuknya [Ag(S2O3)2]3- dan 2NO3-. Tetapi pada kenyataannya bila AgI belum dicampur dengan HNO3 dan langsung direaksikan dengan natrium tiosulfat akan dihasilkan endapan yang melarut. Adapun reaksinya:
AgI¯ (s)+2NO3-(aq) ®[Ag(NO3)2]+(s)+I(aq)
[Ag(NO3)2]+(s)+2S2O32-(aq)®[Ag(S2O3)2]3-(s)+ 2NO3-(aq)
Bila AgI langsung direaksikan dengan Na2S2O3
AgI¯ (s)+2S2O32-(aq)®[Ag(S2O3)2]3-(aq)+ I-(aq)
Pencampuran KI dan CuSO4 dihasilkan endapan coklat yang terdiri dari campuran tembaga (I) iodide dan Iod. Iod dapat dihilangkan dengan penambahan larutan natrium tiosulfat dimana endapan tembaga (I) iodida yang hamper putih karena I2 mengalami reduksi menjadi I. Adapun reaksinya:
4I-(aq)+2Cu2+(aq) ®2CuI¯ (s)+I2(aq)
I2(aq)+2S2O32-(aq) ®2I-(aq)+S4O62-(aq)
Prinsip kerja ke-empat tentang identifikasi tiosianat (CNS-), pencampuran KCNS dan AgNO3 dihasilkan endapan putih seperti dadih susu, dan akan larut dengan larutan ammonia. Adapun reaksinya:
SCN-(aq)+Ag+(aq) ®AgSCN¯ (s)
AgSCN¯ (s)+2NH3(aq) ®[Ag(NH3)2]+(aq)+SCN-(aq)
Apabila KSCN direaksikan denga FeCl2 akan terbentuk senyawa kompleks yang berwarna merah darah, adapun rekasinya:
3SCN-(aq)+Fe2+(aq) ®Fe(SCN)3(aq)
Prinsip kerja ke-lima tentang identifikasi tiosulfat (S2O32-), pencampuran Na2S2O3 dan I2 dihasilkan warna I2 yang berwarna coklat hilang bila diteteskan dalam Na2S2O3 ini disebabkan Na2S2O3 mereduksi I2 menjadi I-. Adapun reaksinya:
I2(aq)+2S2O32-(aq) ®2I-(aq)+S4O62-
|__________________|
0          reduksi           -1

atau  I2(aq)+2Na2S2O3(aq)®2NaI(aq)+Na2S4O6(aq)  sifat dari tetraionat adalah tidak berwarna
dan apabila Na2S2O3 direaksikan dengan BaCl2 dihasilkan endapan putih berupa BaS2O3¯. Adapun reaksinya:
S2O32-(aq)+Ba2+(aq) ®BaS2O3(s)
Prinsip kerja ke-enam tentang identifikasi oksalat (C2O42-), pencampuran Na2C2O4 dengan AgNO3 dihasilkan endapan putih berupa (COOAg)2¯ seperti dadih susu dan endapan dapat larut dalam larutan ammonia. Adapun reaksinya:
(COO)22-(aq)+2Ag+(aq) ®(COOAg)2¯ (s)
(COOAg)2¯ (s)+4NH3(aq)®2[Ag(NH3)2]+(aq)+(COO)22-(aq)
Agar endapan larut, endapan harus dikocok, alasan untuk mempercepat tumbukan antar molekul karena bila tidak dikocok akan nampak endapan (COOAg)2¯ yang masih belum larut.
Pencampuran Na2C2O4 dan BaCl2 dihasilkan endapan (COO)2Ba¯ yang berwarna putih kristalin dan endapan dapat larut pada larutan HCl. Catatan bahwa jika terjadi kelarutan sedikit dianggap terjadi kelarutan. Adapun reaksinya:
(COO)22-(aq)+Ba2+(aq)®(COO)2Ba¯ (s)
BaC2O4¯ (s)+HCl(aq)®H2C2O4(aq)+Ba2++2Cl-

G.    Kesimpulan
1.      Identifikasi anion menggunakan metode analisis kualitatif dan analisa yang digunakan adalah analisa basah.
2.      Reaksi penetapan untuk anion Cl-, C2O42-, Br-, I-, CNS-, S2O32- sebagian besar mengalami reaksi pengendapan

H.    Daftar Pustaka
Newton, D.A. 2001. Chemistry Problems. London : Walch Education.
Sukardjo. 1985. Kimia Anorganik. Yogyakarta : Bina Aksara
Svehla, G. 1979. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Edisi
                           ke-5 . Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.
________. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Edisi
                           ke-5 . Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.

No comments:

Post a Comment