FREE Download and Play MUSIC

Gfriend-Time for the moon night
Gfriend-Rough (fast. ver)
Gfriend-Sunrise

Wednesday, February 20, 2019

Laporan Praktikum Kimia Dasar I (part 1 Sistem Periodik Unsur)


LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
SISTEM PERIODIK UNSUR

(PART I)
I.                   Tujuan Percobaan
1.      Mengenal unsur halogen dan halida
2.      Mempelajari kekuatan oksidasi relatif unsur-unsur halogen
3.      Mempelajari keperiodikan sifat logam-logam alkali dan alkali tanah
II.                Dasar Teori
Setiap unsur mempunyai sifat kimia dan fisika tertentu dan cukup sulit diingat satu persatu. Oleh sebab itu, ada upaya untuk menggolongkan unsur berdasarkan sifatnya yaitu :
1.      TRIADE DOBEREINER menemukan adanya beberapa kelompok tiga unsur yang memiliki kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan massa atom. Contoh kelompok-kelompok triade : Cl, Br dan I, Ca, Sr dan Ba, S, Se dan Te. (Chang, Raymond .2005. 230)
2.      HUKUM OKTAF NEWLANDS apabila unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom, maka unsur ke-sembilan mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan unsur pertama, unsur kesepuluh mirip dengan unsur kedua dan seterusnya. Karena setelah unsur kedelapan sifat-sifatnya selalu terulang, maka dinamakan hukum oktaf. Contoh : Li (nomor atom 3) akan mirip sifatnya dengan Na (nomor atom 11) 3 . 11. (Chang, Raymond. 2005. 230)
3.      SISTEM PERIODIK MENDELEYEV disusun berdasarkan massa atomnya dengan tidak mengabaikan sifat-sifat unsurnya. Lahirlah hukum periodik unsur yang menyatakan bahwa apabila unsur disusun menurut massa atomnya, maka unsur itu akan menunjukkan sifat-sifat yang berulang secara periodik. Adapun keunggulan sistem periodik mendelev, antara lain: Ada tempat bagi unsur transisi, terdapat tempat-tempat kosong yang diramalkan akan diisi dengan unsur yang belum ditemukan pada waktu itu. Kekurangan sistem periodik ini yaitu adanya empat pasar anomali, yaitu penyimpangan terhadap hukum perioditas yang disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya. Keempat anomali itu adalah Ar dengan K, Te dengan I, Co dengan Ni dan Th dengan Pa. (Chang, Raymond. 2005.230)
4.      SISTEM PERIODIK MODERN disusun berdasarkan konfigurasi electron unsur, letak suatu unsur dalam sistem ini ditentukan oleh orbital yang terisi paling luar atau akhir unsur yang mempunyai orbital terakhir sama terletak blok yang sama. Karena terdapat 4 blok unsur yaitu blok s, blok p, blok d, blok f. Semua unsur blok s dan p disebut golongan utama (A), sedangkan blok d dan f disebut golongan transisi. Golongan terdiri dari 8 elektron yang berturut-turut disebut golongan IA sampai dengan VIIIA. (Sukardjo. 1985. 373)
Unsur golongan VIIIA disebut juga golongan gas mulia, karena tidak dapat bersenyawa dengan unsur lain dan disebut juga golongan O. Unsur transisi dibagi atas 8 golongan yaitu IIB s/d VIIIB. Letak suatu unsur dalam sistem periodik modern disusun berdasarkan orbital paling akhir, sehingga unsur-unsur dibagi menjadi golongan unsur utama yaitu gas mulia, unsur transisi, lantanida dan aktinida. Unsur utama yaitu golongan IA-VIIA yang memiliki subkulit s atau p dengan bilangan kuantum belum penuh terisi. (Sukardjo. 1985. 373)
Diantara golongan unsur utama ada golongan yang mempunyai nama khusus, yaitu:
1.      Halogen (VIIIA)
Halogen adalah unsur kimia non logam yang jika bereaksi dengan unsur logam akan menghasilkan garam. Beberapa unsur halogen yang berada pada golongan VIIIA ini terdiri dari flour (F), klor (Cl), Brom (Br), Yodium (I), Astatin (At) dan unsur-unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan sifat-sifatnya (Sukardjo.1985 . 375)
a.       Struktur Halogen
Dalam bentuk unsur terdapat sebagai molekul diatomic, kestabilannya berkurang dari Cl2 ke I2. Hal ini berkaitan dengan pertambahan jari-jari atom.
b.      Wujud Halogen
Dalam suhu kamar flour dan klor berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah menguap dan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim.
c.       Warna dan Bau
Flourin (F) berwarna kuning muda, bersifat sangat korosif dan berbau pedas, klor (Cl) berwarna kuning kehijau-hijauan, bromin (Br) berwarna merah dan berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan, sedangkan iodin (I2) padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan, dapat menguap pada temperatur biasa membentuk gas berwarna ungu biru berbau tidak enak (perih).
d.      Kereaktifan Halogen
Afinitas elektron unsur halogen berkurang dari atas ke bawah, dari klorin ke iodin, dengan pengecualian afinitas flourin lebih rendah dari klorin. Sama halnya dengan keelektronegatifan halogen yaitu berkurang dari flourin ke iodin. Diantara senua ubsur halogen flourin mempunyai keelektronegatifan paling besar.
e.       Kelarutan
Kelarutan dalam air berkurang dari flourin ke iodin. Larutan halogen mempunyai warna sendiri, larutan klorin berwarna hijau dan larutan bromin berwarna coklat merah serta larutan iodium berwarna coklat. Halogen lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar.
f.       Reaksi-Reaksi Halogen
-          Reaksi dengan logam menghasilkan halida, dengan biloks tertinggi
-          Reaksi dengan hidrogen membentuk hidrogen halida
-          Reaksi dengan nonlogam dan metaloid tertentu menghasilkan trihalida
-          Reaksi dengan hidrokarbon, unsur halogen akan menghasilkan gantikan hidrogen
-          Reaksi dengan air
-          Reaksi dengan basa membentuk garam halida dan garam aksi
g.      Daya Oksidasi Halogen
Daya pengoksidasi halogen menurut dari flourin ke iodin sedangkan daya reduksi ion halida (X-) bertambah dari flourin ke iodin.
2.      Logam Alkali (golongan IA)
Terdiri dari litium, natrium, rubidium, sesium dan fransium. Logam alkali merupakan reaktor yang paling kuat. Hampir semua alkali bersifat ionik dan mudah larut dalam air. Reaksi-reaksi logam alkali (Keenan. 1980. 151)
-          Reaksi dengan air membentuk basa kuat dan gas hidrogen
-          Reaksi dengan halogen membentuk garam halida
-          Reaksi dengan hydrogen membentuk hibrida
-          Reaksi dengan oksigen membentuk oksida, peroksida atau superoksida
3.      Logam Alkali Tanah (golongan IIA)
Terdiri dari berilium, magnesium, kalsium, strontium, barium dan radium. Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari berilium ke barium. Oleh karena dari berilium ke barium jari-jari atom bertambah, maka energi ionisasi serta keelektronegatifannya berkurang (keenan. 1980 : 153)
Reaksi logam alkali diantaranya:
-          Reaksi dengan air
-          Reaksi dengan udara
-          Reaksi dengan halogen, membentuk garam halida
-          Reaksi dengan asam membentuk garam dan gas hidrogen
-          Reaksi berilium dengan basa menghasilkan Be(OH)42- dan gas hydrogen
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks dari pada monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Beberapa polisakarida yang enting diantaranya adalah amilum (pati), glikogen, dekstrin dan selulosa (Fahriadi. 2010. 240)
Polisakarida umumnya berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak memiliki rasa manis dan tidak memiliki sifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Larutan koloid yang berasal dari amilum apabila diberi larutan iodin akan berwarna biru. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin, kedua-duanya merupakan polimer dari glukosa dan akan bereaksi dengan iodin. Molekul amilosa yang membentuk senyawa akan menghasilkan warna biru dan amilopektin yang bereaksi dengan iodium akan memberikan warna ungu atau merah lembanyung (Fahriadi. 2010. 240).
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan a-glikosidik. Berbagai macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya, serta lurus atau bercabangkah rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipanaskan dengan air panas. Fraksi tersebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus dengan cabang ikatan a - (1,4) – D – glukosa sebanyak 4 – 5 % dari berat total (winarno FG. 2004. 210).
Pati yang bereaksi dengan (I2) akan menghasilkan warna biru. Sifat ini dapat digunakan untuk menganalisis adanya pati. Hal ini disebabkan oleh struktur molekul iodin dan terbentuklah warna biru. Bila pati dipanaskan, spiral merenggang , molekul-molekul ion terlepas sehingga warna  biru menghilang. Dari percobaan-percobaan didapat bahwa pati akan mereflaksikan warna biru bila berupa polimer glukosa yang lebih besar dari dua puluh, misalnya molekul-molekul amilosa. Bila polimernya kurang dari dua puluh seperti amilopektin, maka akan dapat dihasilkan warna merah. Sedang dekstrin dengan polimer 6,7 dan 8 membentuk warna coklat. Polimer yang lebih kecil dari lima tidak memberikan warna dengan iodin (Winarno FG. 2004. 215)
III.             Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, rak tabung reaksi, pinggan penguapan, gelas kimia 500 ml, gelas ukur 10 ml, pipet tetes, kawat nikron. Kemudian bahan yang digunakan yaitu larutan iod (0,5 gr I2)/ 100 ml etanol), larutan kanji, larutan pekat LiCl, NaCl, MgCl2, BaCl2, SrCl2, Ca(NO3)2 0,1 M , Ba(NO3)2 0,1M, Sr(NO3)2 0,1 M, (NH4)2 C2O4 0,1M, K2CrO4 0,1M, (NH4)2SO4 0,1M.

IV.             Cara Kerja
Cara kerja reaksi nyala, kawat nikron dibersihkan dengan cara mencelupkan kedalam larutan HCl pekat, kemudian dipanaskan kawat itu dalam nyala. Pekerjaan itu diulangi sampai tidak tampak warna lain dalam nyala (kawat yang bersih, tidak mengubah warna nyala). Kemudian kawat dicelupkan kedalam larutan LiCl pekat dan diperisa warnanya dalam nyala. Dengan cara yang sama diperiksa warna nyala NaCl, MgCl2, SrCl2 dan BaCl2.
Cara kerja kelarutan senyawa logam alkali tanah,kedalam tiga tabung reaksi dimasukan berturut-turut 1 ml larutan  Ca(NO3)2 0,1 M, 1 ml larutan Sr(NO3)2 0,1 M dan 1 ml Ba(NO3)2 0,1M. Diteteskan dengan pipet larutan (NH4)2 C2O4 0,1M ke dalam masing-masing tabung diatas sampai tepat terbentuk endapan (atau keruh). Dicatat jumlah tetes yang digunakan sampai terbentuk endapan. Jika tidak terbentuk endapan sampai penambahan 20 tetes, penetesan dihentikan. Pekerjaan diatas dilakukan lagi, tetapi diganti larutan ammonium oksalat dengan larutan (NH4)2SO4 0,1M dan kemudian dengan larutan K2CrO4 0,1M.
Cara kerja pengenalan halogen, Iod ditambahkan beberapa tetes larutan kanji ke dalam larutan Iod. Dilakukan pengamatan warna pada larutan tadi, kemudian dicatat perubahan warna yang terjadi.

V.                Hasil Pengamatan
1.      Reaksi Nyala
No
Senyawa
Warna
1
LiCl
Merah  karmin
2
NaCl
Orange
3
MgCl2
Putih
4
SrCl2
Merah
5
BaCl2
Kuning kehijauan

4Li+(s) + O22- (g) ® 2Li2O2- (s) litium peroksida
2Na+(s) + O22- (g) ® Na2O2- (s) sodium peroksida
2Mg2+ (s) + O22- (g) ® 2MgO(s) magnesium oksida
2Sr2+ (s) + O22- (g) ® 2SrO(s) strontium oksida
2Ba2+(s) + O22- (g) ® 2BaO(s) barium oksida

2.      Kelarutan senyawa logam alkali tanah
No
Senyawa
Penetesan
Hasil
Jumlah tetesan
1
Ca(NO3)2
(NH4)2C2O4
Ada endapan
8


(NH4)2SO4
Tidak ada endapan
20


K2CrO4
Tidak ada endapan
20
2
Sr(NO3)2
(NH4)2C2O4
Ada endapan
5


(NH4)2SO4
Ada endapan
18


K2CrO4
Tidak ada endapan
20
3
Ba(NO3)2
(NH4)2C2O4
Ada endapan
3


(NH4)2SO4
Ada endapan
1


K2CrO4
Ada endapan
1

1.      Ca(NO3)2 + (NH4)2C2O4 ® CaC2O4 + 2NH4NO3
2.      Ca(NO3)2 + (NH4)2SO4 ® CaSO4 + 2NH4NO3
3.      Ca(NO3)2 + K2CrO4 ® CaCrO4 + 2KNO3
4.      Sr(NO3)2 + (NH4)2C2O4 ® SrC2O4 + 2NH4NO3
5.      Sr(NO3)2 + (NH4)2SO4 ® SrSO4 + 2NH4NO3
6.      Sr(NO3)2 + K2CrO4 ® SrCrO4 + 2KNO3
7.      Ba(NO3)2 + (NH4)2C2O4 ® BaC2O4 + 2NH4NO3
8.      Ba(NO3)2 + (NH4)2SO4 ® BaSO4 + 2NH4NO3
9.      Ba(NO3)2 + K2CrO4 ® BaCrO4 + 2KNO3

3.      Pengenalan Halogen
Bahan Uji
Perlakuan
Hasil
Iod
Ditambah amilum
Warna biru


VI.             Pembahasan
Dalam percobaan ini ada beberapa tujuan antara lain mengenai unsur halogen dan ion halida, mempelajari kekuatan oksidasi relatif unsur-unsur halogen dan mempelajari keperiodikan sifat logam-logam alkali dan alkali tanah. Dalam percobaan pertama adalah reaksi nyala pada logam alkali dan alkali tanah, yang ingin mengetahui warna-warna yang dihasilkan pada setiap senyawa. Mula-mula disiapkan bahan-bahan seperti larutan HCl sebagai pembersih kawat nikrom dan bahan yang akan direaksikan yaitu LiCl, NaCl, MgCl2, SrCl2 dan BaCl2, dari bahan yang akan direaksikan terlebih dahulu kawat nikrom dicelupkan HCl kemudian dibakar lalu celupkan salah satu bahan yang akan direaksikan misalnya LiCl, begitu seterusnya sampai satu persatu bahan direaksikan selesai. Setelah LiCl kemudian NaCl sampai BaCl2. Dari pengamatan bahan-bahan yang akan direaksikan akan menghasilkan beberapa warna antara lain LiCl menghasilkan warna merah karmin, NaCl warna orange, MgCl2 warna putih, SrCl2 warna merah, BaCl2 warna kuning kehijauan.
Alasan mengapa timbul warna-warna ini dikarenakan, misalnya natrium dalam keadaan tidak tereaksitasi memiliki struktur 1s22s22p6. Jika dipanaskan, elektron-elektron akan mendapatkan energi dan bias berpindah ke orbital kosong manapun pada levelyang lebih tinggi, sebagai contoh berpindah ke orbital 7s atau 6p atau 4d atau yang lainya, tergantung berapa energi yang diserapoleh elektron tertentu dari nyala. Sebagai akibat dari semua perpindahan elektron ini, sebuah spektrum garis yang berwarna akan dihasilkan, sehingga dapat dilihat berbagai warna yang muncul. Setiap perpindahan elektron memerlukan sejumlah energi tertentu untuk menghasilkan warna yang dilihat sebagai cahaya. Kemudian untuk penggunaan kawat nikrom, mengapa harus terlebih dahulu dicelupkan ke HCl karena untuk dapat menghilangkan senyawa yang masih tertinggal pada kawat nikrom yang kemudian dibakar pada spirtus agar senyawa tersebut benar-benar hilang. Adapun reaksinya:
1.      4Li+ + O22- ® 2Li2O2-
2.      2Na+ + O22- ® Na2O2-
3.      2Mg2+ + O22- ® 2MgCl
4.      2Sr2+ + O2 ® 2SrO
5.      2Ba2+ + O2 ® 2BaO
Barium melebur pada 7100C. Pada Uji kering (pewarna nyala),garam-garam barium bila dipanaskan pada nyala bunsen yang tidak cemerlang (yakni kebiru-biruan), memberi warna kuning kehijauan kepada nyala. Karena kebanyakan garam barium, kecuali kloridanya tidak mudah menguap.
Stronsium adalah logam putih perak, melebur pada 7710C, senyawa stronsium mudah menguap sifat-sifatnya serupa dengan barium. Senyawa stronsium mudah menguap terutama kloridanya, memberi warna merah karmin yang khas pada nyala bunsen yang tak cemerlang.
Natrium adalah logam putih perak yang lunak, melebur pada 97,50C. Natrium teroksidasi cepat dalam udara lembab. Untuk uji kering (pewarna nyala) warna Bunsen yang tidak cemerlangakan diwarnai orange kuat oleh uap garam natrium.
Litium ken atrium atau litium ke sesium, daya ikat terhadap oksigen meningkat. Litium membentuk oksida biasa. Logam alkali dapat terbakar dalam oksigen membentuk oksida, peroksida atau superoksida.
Magnesium diudara tidak membentuk oksida, hidroksida atau karbonat. Magnesium juga bereaksi dengan oksida diudara tetapi lapisan oksida yang terbentuk melekat kuat padapermukaan logam. Apabila dipanaskan kuat, semua logam alkali tanah akan terbakar diudara membentuk oksida atau nitride.
Percobaan kedua adalah kelarutan senyawa logam alkali tanah. Dalam pengujian kelarutan senyawa logam alkali ini dibutuhkan beberapa bahan diantaranya Ca(NO3)2 0,1 M , Ba(NO3)2 0,1M, Sr(NO3)2 0,1 M, dimana setiap senyawa diruangkan kedalam gelas ukur dan kemudian dituang kembali ke tabung reaksi berjumlah 3 buah untuk satu gelas ukur berisi satu senyawa. Dari 3 buah tabung reaksi ditetesi berbeda-beda senyawa yaitu (NH4)2 C2O4 0,1M, K2CrO4 0,1M, (NH4)2SO4 0,1M.
Pada reaksi pertama Ca(NO3)2 + (NH4)2C2O4 ® CaC2O4 + 2NH4NO3 didapatkan endapan. Hal ini dikarenakan Ca(NO3)2 dapat bereaksi dengan (NH4)2C2O4,  kedua Ca(NO3)2 + (NH4)2SO4 ® CaSO4 + 2NH4NO3 didapatkan tidak terjadi endapan ini dikarenakan Ca(NO3)2 tidak bereaksi dengan (NH4)2SO4 tetapi walaupun tidak terbentuk endapan, warna larutan agak keruh, ketiga Ca(NO3)2 + K2CrO4 ® CaCrO4 + 2KNO3 didapatkan tidak terjadi endapan ini dikarenakan Ca(NO3)2 tidak bereaksi dengan K2CrO4, tetapi walau tidak terbentuk endapan, warna larutan agak keruh.
Kemudian kedua Sr(NO3)2 + (NH4)2C2O4 ® SrC2O4 + 2NH4NO3 didapatkan terjadi endapan ini dikarenakan Sr(NO3)2 dapat bereaksi dengan (NH4)2C2O4, lalu Sr(NO3)2 + (NH4)2SO4 ® SrSO4 + 2NH4NO3 didapatkan terjadi endapan ini dikarenakan Sr(NO3)2 dapat bereaksi dengan  (NH4)2SO4, terakhir Sr(NO3)2 + K2CrO4 ® SrCrO4 + 2KNO3 didapatkan tidak terjadi endapan ini dikarenakan Sr(NO3)2 tidak bereaksi dengan K2CrO4.
Percobaan ketiga reaksi Ba(NO3)2 + (NH4)2C2O4 ® BaC2O4 + 2NH4NO3 didapatkan endapan ini dikarenakan Ba(NO3)2 dapat bereaksi dengan baik dengan (NH4)2C2O4, lalu Ba(NO3)2 + (NH4)2SO4 ® BaSO4 + 2NH4NO3 didapatkan endapan ini dikarenakan Ba(NO3)2 dapat bereaksi dengan baik dengan (NH4)2SO4. Kemudian Ba(NO3)2 + K2CrO4 ® BaCrO4 + 2KNO3 didapatkan endapan ini dikarenakan Ba(NO3)2 dapat bereaksi dengan  baik dengan K2CrO4.
Percobaan ketiga tentang pengenalan halogen dimana disiapkan Iod dan larutan kanji yang kemudian Iod diteteskan kelarutan kanji. Dari tetesan tersebut larutan kanji akan berubah warna menjadi biru. Mengapa menggunakan larutan kanji/ amilum karena amilosa didalam amilumakan bereaksi dengan Iod dan menghasilkan warna biru. Lalu amilosa juga mempunyai polimer glukosa yang lebih besar dibandingkan amilopektin dalam amilum. Polimer glukosa dalam amilosa lebih besar dari dua puluh sehingga dapat menghasilkan warna biru. Sedangkan amilopektin dalam amilum kurang dari dua puluh sehingga didapat warna merah. Dan juga kandungan amilum tiap makanan berbeda-beda atau juga dapat disimpulkan perubahan warna menjadi tidak jelas.
VII.          Kesimpulan
1.      Dapat diketahui bahwa unsur halogen adalah unsur kimia nonlogam yang jika bereaksi menghasilkan garam, dan dalam penelitian ini penegnalan unsur halogen yang terjadi setelah penambahan amilum pada unsur halogen (Iod) akan membentuk warna biru.
Mengetahui Ion halida adalah ion yang diturunkan dari larutan
2.      Logam alkali bereaksi dengan O2 contoh Li2O2(menghasilkan litium peroksida) dari 2Li(s) + O2 (g) ® Li2O2(s)
3.      Warna nyala logam alkali dan alkali tanah yaitu
-          Litium warna nyala merah karmin
-          Natrium warna nyala orange
-          Magnesium warna nyala putih
-          Strontium warna nyala merah
-          Barium warna nyala kuning

VIII.       Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2005. KIMIA DASAR Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1 .
                              Jakarta : Erlangga.
Fahriadi. 2005. Karbohidrat . Pontianak : PT Akcaya . PERTAMA DAN TERUTAMA
                              DI KALIMANTAN BARAT.
Keenan. Dkk. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Sukardjo. 1985. Kimia Anorganik . Jakarta : Rhineka Cipta.
Winarno, FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi . Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

No comments:

Post a Comment