FREE Download and Play MUSIC

Gfriend-Time for the moon night
Gfriend-Rough (fast. ver)
Gfriend-Sunrise

Wednesday, March 18, 2020

Tobat

   Hamba yang bijaksana senantiasa membasuh hatinya dengan deraian air mata ketika bersujud, karena hati basah lagi bersih mudah diterima di sisi Illahi.

         " Maka sungguh-sungguh beruntung bagi orang yang memberikan hatinya (jiwanya)". (S. Asy-syams ; 09).

   Apabila baju terlalu kotor sampai berkarat, sudah barang tentu sulit dibersihkan hanya menggunakan air dan sabun biasa, bisa dibersihkan bila terlebih dulu direndam, dipanaskan dan dipukul-pukul sampai luluh. Inilah yang disebut dengan dosa besar, dosa itu sudah berlapis-lapis dan bertindih-tindih, bermula dari meremehkan dosa-dosa kecil yang pada akhirnya tidak takut melakukan dosa besar di jalan-jalan. Maka hati yang seperti ini tidak mungkin bersih bila tidak melakukan 'Tobat'.


   Isnad shaheh dari Ibnu Mas'ud ra. bahwa Rasulullah bersabda :

   Annada mu taubatun

  Artinya : "Menyesal adalah tobat".

   Dari hadits di atas kemudian Sahel bin Abdullah mengatakan bahwa tobat ialah menyesali atau menarik diri dari segala perbuatan tercela dan mengubah ke arah perbuatan-perbuatan terpuji. Menyesal sepenuh-penuhnya bahwa dia tidak mengulangi perbuatan tercela tersebut. Tobat tidak hanya dalam kata, "Aku bertobat", orang menyangka setelah mengatakan seperti diatas maka sudah pupuslah dosa-dosanya. Layaknya lidah mengatakan, " Sudah kucuci pakaianku", padahal masih ada karat yang melekat di kain yang sulit diangkat dengan diterjen biasa. Artinya, dosa-dosa tersebut sulit rontok dengan istighfar di mulut tanpa keyakinan dan keinsafan yang sungguh-sungguh.

   Firman Allah SWT :

 "Mintalah ampun kepada Tuhanmu dengan melafadzkan istighfar, dan bertobatlah kepadaNya (S. Hud ; 3)

  Karena sabda Rasulullah SAW :
  
 "Sesungguhnya Allah sangat gembira denga tobatnya seseorang diantara kalian".

A. TOBAT
     
     "Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berdosa bahwa jika mereka bertobat niscaya 
      Aku menerima tobat mereka. Dan berilah peringatan kepada orang-orang yang berbuat 
      kebajikan, bahwa jika Aku letakkan Keadilanku kepada mereka, niscaya Aku Adzab mereka." 
     (Hadits hudtsi dari Al Fudlail bin Iyadl ra.)

    Bapak manusia Nabi Adam as, pernah melakukan kesalahan, dan secara turun temurun sudah menjadi tabiat manusia. Nabi Adam telah meruntuhkan kemanusiaannya dan secepat itu pula ia menegakkan kembali keruntuhan tersebut, artinya ia memecah diri sendiri kemudian ditutup dengan tobat. Komentar Ahzam, "Barang siapa yang menyerupai ayahnya maka dia tidak berbuat dzalim." Mengikuti perbuatan salah yang dilakukan Nabi Adam dan dibelakangnya diikuti dengan tobat. Nabi Adam telah menggerutu atas kesalahan masa lalu tapi ia tidak tergelincir oleh jeratan nafsu.
    Kisah Nabi Adam dalam kejadian manusia yang dibentuk dari tanah mempunyai 2 sifat campuran, bahwa tanah yang dibuat pada zaman Azali (Wallahu A'lam) ada 2 tabiat campuran dalam tanah tersebut yang saling berlawanan.

Sifat Adamy

   " Adalah campuran pertama condong kepada tabiat Adam yang melakukan kesalahan. Baru 
    dinamakan sah keturunan anak Adam apabila sudah melakukan kemaksiatan atau dosa, namun
    kesalahan itu kemudian ditutup dengan tobat, menyesali dan tidak mengulangi lagi. Anak manusia
    menyadari bahwa manusia ada batasnya dan dia tidak selalu benar, kemudian membatasi 
    kesalahan itu dengan tobat."

Sifat Syaithoni
 
   " Sifat ini tidak memiliki batas kemanusiaan, melainkan ia terus menerus melakukan kemaksiatan
    tanpa diakhiri dengan tobat. Tapak kakinya sudah tergelincir di atas, licinnya nafsu syahwat, 
    hatinya ringan menggerakkan dosa dan tidak malu melakukan berkali-kali, karena sifat malunya 
    sudah dicabut Allah dari alam pikirannya."

   Insting atau akal belum dikatakan sempurna bila dirinya belum pernah masuk dalam permainan nafsu yang sempurna pula. Tidak namanya manusia bila tidak pernah melakukan dosa, dengan catatan tidak dibuat-buat ketika melakukan dosa itu. Ia belum pernah tersentuh perbuatan-perbuatan maksiat niscaya akalnya belum sempurna. Inilah yang dikatakan manusia, karena diri ini oleh Yang Kuasa dijadikan punya akal dan punya nafsu, sebagai sarana atau prasarana untuk perjuangan diri demi meraih keselamatan akherat.
    
   Selama nyawa masih di badan selama itu pula antara akal dan nafsu tidak pernah berjalan seiring. Keduanya saling berebut dan bertempur luluh ingin menguasai kerajaan hati yang bersemayam pada diri manusia. Ibarat kerajaan yang memiliki tentara-tentara, akal adalah barisan tentara malaikat dan nafsu syahwat adalah barisan tentara syetan. Barang siapa yang lebih dulu menguasai, dialah yang menang dan berhak mengibarkan bendera panji-panji syiar di atas hati manusia. Misalnya pemabuk, pemerkosa, perampok, penipu atau penjambret merupakan syiar-syiar syetan yang dikibarkan oleh hati.

   Kata syetan yang termuat dalam surat Al Isra' ayat 62 :

  " Sudah barang tentu aku (Syetan) akan menyesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil." (S. Al Isra' : 62)

   Anak remaja atau anak keci yang belum memiliki kesempurnaan akal sangat mudah sekali disusupi misi syetan, sebab tentara yang satu yakni akal belum mencapai tingkat kekuatan sempurna. Hatinya tunduk terhadap perintah tentara syetan dan ia merasa puas bila melakukan perbuatan-perbuatan nakal. Pekerjaan ini sangat sukar diangkat dari hati, lebih-lebih hatinya sudah terlanjur keras berjalan ke arah misi syetan.

   Bersinarlah akal untuk menerangi dan menghancurkan tentara syetan. Tidak ada yang berani melawan kekuasaan syetan kecuali pertaktikan akal pada otak manusia. Kalau akal kuat dan menyadari kenistaan itu, niscaya ia mulai menyibukkan diri dalam kegiatan-kegiatan untuk menghancurkan kebiasaan syetan. Mulai menyesali diri dan memaksakan hati meninggalkan pekerjaan kemarin ke arah perbuatan ibadah, yakni kembali dari jalan nafsu menuju ke arah jalan Allah Ta'ala.

 
    



No comments:

Post a Comment